Surabaya | AbangPutih.com – Agus Patminto, Kader PDI Perjuangan Kota Surabaya menyikapi perilaku politik Eri Cahyadi dan Armuji yang jauh dari adab, dan moralitas sebagai kandidat ataupun figur yang masih aktif memimpin kota Surabaya.
Menurutnya, pasangan Eri-Armuji sudah mendaftar sebagai calon yang akan di usung oleh PDI Perjuangan kota Surabaya, tetapi mereka ini masih berkeliling melamar atau mendaftar untuk mendapatkan tiket di partai-partai lain yang ada di kota Surabaya.
“Hal ini menurut saya, mereka tidak miliki etika berpolitik dikarenakan hal tersebut sama juga merendahkan marwah dan martabat PDI Perjuangan Kota Surabaya. Terlepas dengan alasan apapun, mau gotong-royong atau apalah itu tugas partai yang melakukan,” katanya ketika memberikan tanggapan kepada awak media, Minggu (19/05/2024).
Agus Patminto mengatakan, bahwa dirinya juga risih melihat baliho-baliho yang belum waktunya di pasang, malah relawan Eri Cahyadi memberikan contoh yang tidak baik menurutnya. Agus Patminto pun mengatakan itu jauh dari tradisi para kader PDI Perjuangan, apalagi disaat Eri Cahyadi dan Armuji masih memimpin sebagai Walikota dan Wakil Walikota Surabaya.
“Pertanyaannya, apa baliho ini sesuai aturan? Atau mendatangkan pajak? Kalau tidak ada pajak ya silahkan Satpol PP segera menertibkan alat peraga kampanye Eri Cahyadi. Ini kan tidak memberikan contoh yang baik, yang kesannya memafaatkan kewenangan sebagai pemimpin,” ungkapnya.
Agus Patminto mengungkapkan, contoh perilaku politik buruk tersebut harus segera disudahi. Cukup itu terjadi dan hanya dilakukan oleh seorang Jokowi saja. Model yang tidak beretika seperti ini, menurut Agus Patminto jangan ditiru. Sesuatu yang buruk jika tidak ada yang menegur akan jadi sebuah kebiasaan. Hanya bertujuan untuk memenuhi syahwat kemenangan semata, dan jauh dari harapan masyarakat.
“Untuk itu saya menghimbau dan mendesak kepada Eri Cahyadi dan Armuji yang notabene Kader PDI Perjuangan juga, untuk tidak melakukan nilai-nilai kontestasi yang menciderai nilai demokrasi itu sendiri. Berpolitik yang cerdas, dan santun beretika untuk menjunjung moralitas dalam pilkada serentak 27 Nopember 2024 yang akan datang,” himbaunya.
Lanjut Agus Patminto mengucapkan, jangan mengambil alih tugas dan wewenang struktural partai (DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya) untuk mempersiapkan strategi dan pemenangan di pilwali kota Surabaya. Termasuk membangun komunikasi politik dengan partai lain.
“Itu bukan tugas kandidat apalagi kandidat melamar. Itu sama saja menjatuhkan marwah partai, kecuali PDI-Perjuangan tidak cukup ticketnya untuk mengusung,” tegasnya.
Oleh karena itu, Agus Patminto mendesak struktur partai DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, khususnya kepada Ketua DPC Adi Sutarwijono untuk berperan aktif dalam hal mempersiapkan kemenangan dan lobby politik ke partai lain.
“PDI Perjuangan Kota Surabaya harus memberi contoh sistem demokrasi yang baik dan benar dalam kontestasi pilwali kota Surabaya saat ini. Bukan menghalalkan segala cara, dan hal itu cukup Jokowi saja yang melakukan. Sedangkan kader PDI Perjuangan murni jangan meniru atau melakukan itu,” tuturnya.
Akhir kata Agus Patminto mengatakan, cara-cara yang tidak beretika jauh dari adab dan moralitas jangan dijadikan kebiasaan atau sebuah kewajaran apalagi ditiru.
“Terlepas elit sudah memberikan contoh gak baik seperti itu, tapi sekali lagi itu tidak layak untuk ditiru. PDI Perjuangan harus meraih kemenangan dengan cara yang terhormat dan kalah pun harus tetap dengan cara terhormat,” pungkasnya. (zal)