Surabaya | AbangPutih.com – H. Muhammad Yasin selaku Koordinator Suramadu Bersatu menilai kemenangan pasangan calon nomor urut 01 Eri Cahyadi-Armudji (ErJi) pada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Surabaya membuktikan semangat seluruh warga kota Surabaya bersatu.
“Pasangan Eri Cahyadi-Armudji tetap teratas di semua hitung cepat lembaga survei, termasuk penghitungan Real Count sementara dari KPU”, ucap Yasin selaku Koordinator Suramadu Bersatu dan juga sebagai penasehat di APKLI (Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia) se-Jawa Timur.
Berdasarkan data yang dikutip dari laman Pilkada2020.KPU.go.id, hingga hari ini Jum’at (11/12) pukul 01.42 WIB, pasangan Eri Cahyadi-Armudji meraih 57,5 persen suara, sedangkan Machfud Arifin-Mujiaman mendapat 42,5 persen suara.
Seperti yang dikutip pada artikel AbangPutih.com sebelumnya, Yasin optimis mengingat Suramadu Bersatu adalah kelompok dari PKL yang sebagian besar adalah warga Madura yang telah lama tinggal ber-KTP di Surabaya. Apalagi, kedekatan dirinya dengan tokoh-tokoh Madura di Surabaya terjalin akrab sejak lama.
Terkait keputusan Suramadu Bersatu sebelumnya telah mengarahkan pilihan pada Eri-Armuji di Pilwali Surabaya kali ini, Yasin merasa karena ada visi dan misi yang sama. “Salah satunya adalah visi dan misi kami yang sama adalah masalah PKL. Mulai dari penataan sampai berupaya menghidupkan PKL lebih hidup melalui sentra-sentra yang telah disediakan”, ungkap Yasin yang biasa akrab dipanggil Cak Yasin atau bahkan Haji Yasin dikalangan tokoh-tokoh sesepuh Madura di Surabaya.
“Saya ini dulu pernah sempat mencalonkan sebagai bakal calon Walikota independen, dan berhasil mengumpulkan 150 ribu suara, maka dari itu seluruh massa dari pendukung saya mau saya solidkan lagi, untuk bekerja bersama memenangkan Eri-Armuji. Dan Alhamdulillah do’a kita semua telah didengar oleh Allah SWT, mari kita bersama-sama menyongsong kemenangan Eri-Armuji serta fokus mengawal aspirasi PKL di periode kepemimpinan Eri Cahyadi sebagai Walikota Surabaya berikutnya”, ujarnya dengan penuh semangat.
Bersamaan dengan hal ini, konon H. Muhammad Yasin juga sempat diterpa isu tidak sedap setelah pagelaran acara deklarasi sebelumnya yang menyatakan dukungan penuh terhadap pasangan calon nomor urut 01 Eri Cahyadi-Armuji (ErJi) melalui Suramadu Bersatu.
Ketika awak media meminta tanggapannya terkait isu tidak sedap bermunculan yang mengatakan ‘Itu Hanya Cari Uang Receh’, Yasin mengatakan, “Saya ini fokus untuk mengawal aspirasi PKL se-Surabaya di periode kepemimpinan Eri Cahyadi sebagai Walikota Surabaya berikutnya, terlepas soal jika ada orang lain yang mau menghina saya atau pun mau mencemarkan nama baik saya sesuai yang diatur dalam KUHP dan UU ITE, akan saya anggap angin lalu”, tegasnya saat ditemui sedang sibuk mempersiapkan tasyakuran untuk kemenangan atas paslon 01 ErJi di posko H. Yasin Tambak Wedi Surabaya, Kamis (10/12).
Lanjutnya, “Walau pun jika ada sesama orang Madura yang tega beranggapan seperti itu, tetap saya anggap sebagai saudara, karena sesama orang Madura adalah saudara”, katanya. Sambungnya, “Toh juga fakta telah membuktikan bahwa mana yang layak disebut sebagai tokoh Madura dan benar-benar mampu membuktikan kemenangan pasangan calon nomor urut 01 Eri Cahyadi-Armuji (ErJi) sebagai Walikota dan Wakil walikota Surabaya melalui Suramadu Bersatu”, imbuhnya.
Sebagai mantan bakal calon Walikota independen yang pernah mencalonkan diri, Yasin hanya fokus untuk mengawal aspirasi seluruh para PKL di periode kepemimpinan Eri Cahyadi sebagai Walikota dan Armudji sebagai Wakil Walikota Surabaya berikutnya. “Sebagaimana juga saya didaulat sebagai penasehat di APKLI (Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia) se-Jawa Timur dan saya juga tidak mempedulikan isu tersebut atau pun omongan orang lain, meskipun sebenarnya saya juga bisa melaporkan secara hukum agar dapat dipidana berdasarkan Pasal 317 KUHP ayat 1 dengan ancaman pidana penjara paling lama empat tahun”, pungkasnya.
Sementara itu, MH. Soleh selaku Ketua Umum Japas (Jaringan Pemuda Surabaya) ketika diminta tanggapan terkait isu tidak sedap yang menerpa H. Muhammad Yasin, berkata, “Untuk menjadi seorang tokoh yang diakui tidak perlu harus menjadi seorang anggota dewan karena untuk menjadi seorang tokoh juga harus bisa membuktikan didepan masyarakat luas”, katanya.
Sambungnya, “Kan sekarang juga bisa dibuktikan mana yang menjadi tokoh sebenarnya dan mana yang cuma sekedar ‘Itu Hanya Cari Uang Receh’ seperti yang akhir-akhir ini di isukan, dan masyarakat juga sudah sangat cerdas bisa menilai dengan sendirinya”, ujar MH. Soleh yang juga biasa akrab dipanggil Gus Soleh.
Soleh juga mengatakan 150 ribu lebih suara dari massa pendukung mantan bakal calon Walikota independen H. Muhammad Yasin sebelumnya adalah riil (real=nyata, red), namun ada aturan lain dari KPU yang tidak memungkinkan H. Muhammad Yasin untuk bisa tetap maju mencalonkan diri sebagai Walikota independen. “Iya itu riil lebih dari 150 ribu suara dan H. Muhammad Yasin mensolidkan semua pendukungnya untuk bekerja bersama memenangkan Eri-Armuji”, ungkapnya.
Soleh juga menyayangkan ada satu oknum dari anggota dewan yang menuding bahwa H. Muhammad Yasin mendukung pasangan calon nomor urut 01 Eri Cahyadi-Armudji (ErJi) hanya melalui sebuah KTP, “Tidak sepatutnya secara etika tindakan satu oknum dari seorang anggota dewan yang berpendidikan tinggi berkata seperti itu di depan umum dan saya rasa dukungan penuh H. Muhammad Yasin terhadap paslon 01 Er-Ji itu bukan dibuktikan melalui sebuah KTP yang selama ini di isukan, tapi melainkan melalui hasil akhir dari koalisi kerakyatan dalam menyatukan pandangan warga Madura yang telah lama tinggal ber-KTP di Surabaya, dan itu telah terbukti”, imbuhnya.
Soleh juga menambahkan jika ada lagi seseorang yang mengaku sebagai seorang tokoh dan melakukan statement didepan umum yang terkesan menjatuhkan orang lain hingga membuat pencemaran nama baik, menurutnya itu bukanlah seorang tokoh yang seharusnya menjadi panutan masyarakat luas. “Dan itu sudah terbukti karena Haji Yasin telah membuktikan, kalau yang lain mohon maaf saya juga tidak paham ke-tokohannya dimana dan kok bisa menuding berbicara seperti itu tanpa ada dasar hukumnya”, pungkas Gus Soleh. (Zal)