Sab. Okt 18th, 2025
[Baktiono B.A. S.S., Anggota DPRD Kota Surabaya]

Surabaya | AbangPutih.com – Panitia Khusus Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (Pansus RPJPD) DPRD Kota Surabaya 2025-2045 sedang menggodok arah pembangunan secara makro selama 20 tahun ke depan.

Menurut anggota Pansus RPJPD DPRD Kota Surabaya, Baktiono mengatakan, salah satu fokus utama yang dirumuskan dalam RPJPD adalah target angka harapan hidup warga Surabaya, seiring dengan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup warga kota.

“Kami menargetkan angka harapan hidup bisa mencapai 81 tahun pada 2045,” ujarnya, Rabu (25/06/2025).

Target ini sebagai perbandingan yang mana pada 2002 angka harapan hidup warga Surabaya rata-rata 62 tahun. Sementara di Jepang di tahun yang sama sudah mencapai 72 tahun.

Perbandingan ini, menurut Baktiono menjadi dasar untuk meningkatkan fasilitas kesehatan, memperbaiki permukiman, dan Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh (RSDK) guna mencapai angka harapan hidup yang lebih tinggi.

Dia mengatakan, setelah 2024, angka harapan hidup warga Kota Surabaya meningkat menjadi 70 tahun. Peningkatan ini menunjukkan adanya perbaikan berkelanjutan dalam akses dan kualitas layanan kesehatan bagi lansia.

Karena sejak era reformasi, Wali Kota Bambang DH, Tri Rismaharini, dan Eri Cahyadi yang rata-rata satu dekade memimpin berkomitmen membangun Kota Surabaya dengan serius dan benar. Artinya, sesuai dengan aturan yang ada.

Contoh untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) ditertibkan minimal 20 persen. Tapi Surabaya sudah 30 persen. Artinya, udara semakin sehat dan bisa menyerap karbondioksida.

Selain itu, lanjut Baktiono, Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya secara rutin uji emisi gas buang untuk mengukur tingkat polutan yang dikeluarkan kendaraan bermotor. Tujuannya untuk memastikan kendaraan memenuhi standar emisi yang ditetapkan dan membantu mengurangi dampak negatif polusi udara.

Selain itu, penghijauan juga digalakkan terus, sehingga mengeluarkan oksigen yang segar.

“Ini kita lihat dan tak bisa direkayasa. Indikator untuk kualitas udara, yakni baik, sedang, tidak baik,” tuturnya.

Politisi senior PDI-P ini menyampaikan, pada 25 tahun silam, indikator kualitas udara di Surabaya kalau siang sangat tidak baik, sementara kalau malam sedang. Tapi sekarang, lanjut dia, kalau siang baik, dan malam sangat baik. Ini membuktikan kualitas udara di Surabaya sehat.

Semua ini tak lepas dari upaya Pemkot Surabaya yang secara masif melakukan penghijauan dan perbaikan infrastruktur.

“Rumah yang dulu kumuh dan becek, diperbaiki. Termasuk aliran air lancar dan sanitasi cukup baik,” tandasnya.

Selain itu, rumah sakit dan puskesmas diperbaiki, sehingga memudahkan warga mendapatkan akses kesehatan cukup dengan menunjukan KTP atau KK Surabaya. Dengan demikian beban psikis masyarakat berkurang banyak.

“Apalagi sekolah juga digratiskan, sehingga orang tua sudah tak memikirkan biaya lagi. Akhirnya kesehatan masyarakat meningkat dan angka harapan hidup semakin tinggi. Ini ukuran keberhasilan kota,” pungkasnya.

error: Content is protected !!