Ming. Okt 19th, 2025
[Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, H. Arif Fathoni saat bersama Pokja Jurnalis Dewan Surabaya (JUDES)]

Surabaya | AbangPutih.com – Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, H. Arif Fathoni, menyampaikan rasa syukur yang mendalam setelah pulang dari menunaikan ibadah haji di Tanah Suci, Mekkah. Ia mengaku bersyukur masih diberikan kesempatan dan kesehatan oleh Allah SWT untuk menyempurnakan Rukun Islam kelima.

Di halaman rumahnya di kawasan Perumahan Rungkut Asri Barat, sebuah tenda putih berdiri teduh, menjadi tempat menyambut para tamu yang datang bersilaturahmi, termasuk rombongan wartawan atau awak media dari Kelompok Kerja Jurnalis Dewan Surabaya (JUDES) yang dipimpin Inyong Maulana, pada Rabu siang (25/06/2025).

Dalam pertemuan hangat itu, H. Arif Fathoni berbagi banyak pengalaman spiritual selama menjalankan ibadah haji. Salah satu cerita menarik yang disampaikannya adalah perubahan wajah kawasan Mina yang kini makin nyaman bagi jamaah.

“Di Mina sekarang banyak ruang terbuka yang ditanami rumput sintetis, jadi kelihatan hijau dan lebih sejuk,” ungkapnya kepada awak media di tenda depan rumahnya.

Ia juga bercerita tentang keberadaan pohon-pohon yang warga Arab Saudi kenal sebagai “Pohon Sukarno,” sebagai penghargaan atas jasa Presiden pertama Indonesia yang dahulu menghadiahkan pohon tersebut kepada Raja Arab Saudi.

Para awak media juga tak melewatkan kesempatan untuk menanyakan kondisi keamanan di Arab Saudi, khususnya terkait situasi perang antara Iran dan Israel. Dengan nada tenang, H. Arif Fathoni menjawab, “Alhamdulillah… semua kondusif,” ucapnya.

Namun, ia mengakui sempat ada kekhawatiran ketika serangan rudal Iran menghantam Qatar, yang berdampak pada penutupan sementara seluruh penerbangan.

“Kepulangan kami sempat tertunda sehari. Itu cukup membuat para jamaah cemas karena kerinduan untuk segera pulang ke tanah air harus ditahan,” tuturnya kemudian.

Meski demikian, ia mengapresiasi para petugas haji Indonesia yang mampu meredakan kegelisahan dan mengelola situasi dengan baik.

Menariknya, meski tengah berada di Tanah Suci, H. Arif Fathoni mengaku pikirannya tak lepas dari kampung halaman.

“Yok opo rek kabare Suroboyo, selama aku haji nang Arab?” tanyanya dengan logat Suroboyoan kental, memancing tawa para awak media.

Obrolan pun bergulir membahas isu-isu di Surabaya, termasuk kebijakan penerapan jam malam bagi anak-anak usia pelajar. Ia menilai kebijakan tersebut sangat baik untuk mencegah kenakalan remaja.

“Ini langkah preventif agar orang tua lebih memperhatikan anak-anaknya. Selain itu juga menjadi upaya represif untuk menekan angka tawuran yang marak dimulai dari media sosial,” tegasnya.

Ia menyoroti fenomena anak-anak yang memamerkan senjata tajam di media sosial sebagai bentuk tantangan, berbeda dengan masa lalu ketika tawuran hanya berbekal batu.

Arif Fathoni juga mendukung sanksi sosial yang diberikan kepada remaja yang melanggar jam malam, seperti pelayanan di Liponsos untuk membantu ODGJ. Menurutnya, pendekatan seperti ini memiliki dampak psikologis yang kuat agar anak-anak muda bisa lebih menghargai hidup dan memahami pentingnya empati.

Ia menegaskan bahwa upaya menangani kenakalan remaja tidak cukup hanya mengandalkan pemerintah. Keterlibatan dan kesadaran orang tua sebagai pilar utama pendidikan anak sangat menentukan.

“Terkait kebijakan penghapusan PR bagi siswa SD dan SMP di Surabaya, H. Arif Fathoni berharap ada skema pengganti yang efektif agar anak-anak tetap fokus belajar, tidak justru terjebak dalam aktivitas yang tidak produktif”, tutur Toni melanjutkan.

Kepulangan H. Arif Fathoni dari Tanah Suci tidak hanya membawa oleh-oleh spiritual bagi dirinya dan keluarganya, tetapi juga semangat untuk terus peduli dan mengawal pembangunan moral di Kota Surabaya. Perjalanan hajinya menjadi refleksi bahwa menjaga rumah, masyarakat, dan generasi muda adalah bagian dari ibadah yang tak kalah mulia.

error: Content is protected !!