Surabaya | AbangPutih.com – Organisasi Kepemudaan Jaringan Pemuda Surabaya (Japas) menilai di era kepemimpinan Eri Cahyadi, Kota Surabaya semakin terdapat kejanggalan yang menjadi sorotan publik.
Salah satunya adalah pemandangan di jalan-jalan protokol Kota Surabaya yang menjadi kumuh dan kotor. Hal itu menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kota Surabaya perlu dipertanyakan.
Melihat kejanggalan tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terkesan tutup mata dan tidak ada upaya untuk melakukan evaluasi guna menertibkan sampah liar. Hal ini juga menuai perhatian dari MH. Sholeh selaku Ketua Umum (Ketum) Japas Surabaya ketika awak media meminta tanggapannya.
“Kota Surabaya di bawah kepemimpinan Walikota Eri Cahyadi nampak lebih kumuh dan kotor di bandingkan masa kepemimpinan Bu Risma, (Tri Rismaharini, mantan Walikota Surabaya, Red),” beber Sholeh panggilan akrabnya, melalui sambungan pesan WhatsApp, Senin (20/12/2021) kemarin.
Soleh merasa aneh melihat wajah Kota Surabaya saat ini dari sudut kebersihannya. Ia yakin Pemkot Surabaya melalui Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) telah menggelontorkan anggaran besar, namun menurutnya terkesan asal-asalan dalam bekerja.
“Menurut kami, salah satu kawasan yang terlihat kumuh dan kotor adalah kawasan religi di Ampel,” ungkap Sholeh.
Menurut Sholeh, di kawasan Ampel tersebut masih banyak ditemukan sampah anorganik seperti kantong plastik, kaleng bekas dan puntung rokok masih berserakan. Bila sampah itu berupa dedaunan, Sholeh berpendapat tidak ada masalah karena faktor alam.
“Padahal di kawasan wisata religi Ampel tiap hari sepengetahuan kami selalu rutin dibersihkan oleh Satgas Kebersihan DKRTH Kota Surabaya,” ujar Sholeh.
Oleh karena itu, Japas melalui Sholeh meminta DKRTH Kota Surabaya mengevaluasi mengenai kebersihan di Kota Surabaya.
“Minimal harus tetap menjaga performa Kota Surabaya ini sebagai Kota Adipura, dan bahkan di seluruh dunia juga mengakui selain sebagai Kota Pahlawan, Surabaya juga sudah diakui sebagai Kota peringkat 10 besar di dunia karena kebersihannya,” kata Sholeh
Lanjutnya, “Jangan ada lagi alasan recofusing anggaran karena pandemi COVID-19. Ingat, kebersihan adalah sebagian dari iman dan merupakan salah satu perwajahan Kota Surabaya yang harus tetap dijaga,” pungkas Sholeh.
Pada hari Selasa (21/12/2021) sekitar pukul 09.00 WIB, awak media melakukan kroscek ke lapangan ketika mendapatkan informasi dari Japas yang menyebutkan, bahwa kondisi kawasan wisata religi Ampel tampak kumuh dan kotor. Pada waktu itu sudah nampak keramaian dari pengunjung wisata religi Ampel dan para Pedagang Kaki Lima (PKL) di sepanjang Jalan Nyamplungan.
Awak media pun lantas menyusuri Jalan Nyamplungan dengan berjalan kaki sekitar dua kilometer. Memang masih banyak ditemukan sampah anorganik, diantaranya kantong plastik, botol plastik bekas air mineral, kaleng minuman bekas hingga puntung rokok.
Juga terdapat satu tumpukan sampah anorganik yang cukup menyita perhatian di depan pintu masuk makam Sunan Ampel di Jalan Nyamplungan. Bau tumpukan sampah tersebut juga cukup menyengat.
Disamping itu, ketika menelusuri sepanjang Jalan Nyamplungan juga tidak ditemukan tempat sampah sama sekali. Beberapa petugas kebersihan berseragam juga tampak sedang menyapu di Jalan Nyamplungan.
Hingga berita ini dimuat dan dikutip melalui MaduraPers.com, Pemkot Surabaya melalui Kabag Humas Febry Febriadhitya Prajatara atau Febry panggilan akrabnya masih belum dapat dikonfirmasi melalui sambungan pesan dan panggilan suara WhatsApp yang telah masuk, Selasa (21/12/2021), terkait tanggapan Japas soal kebersihan Kota Surabaya di era Walikota Eri Cahyadi yang dinilai semakin kumuh dan kotor.