Surabaya | AbangPutih.com – Dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) perdana, sebanyak 6.159 siswa dari 10 sekolah mendapat Makan Bergizi Gratis di Kota Surabaya, Senin (13/01/2024).
Salah satunya di Sekolah SMPN 13 Wonocolo. Pelaksanaan MBG langsung dipantau Walikota Surabaya Eri Cahyadi bersama jajaran Anggota DPRD Kota Surabaya.
H. Johari Mustawan, S.TP., M.ARS., Anggota Komisi D DPRD Surabaya dari Fraksi PKS turut memantau langsung pelaksanaan MBG di SMPN 13 Wonocolo.
Program MBG ini merupakan program inisiatif yang diusung oleh Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianti-Gibran Rakabuming, tentu sangat didukung pelaksanaannya oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Bagi Pemkot Surabaya, program ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan gizi siswa sekolah.
“Kami sangat mengapresiasi langkah Pemkot Surabaya yang serius mempersiapkan program MBG ini. Dengan evaluasi berkelanjutan, saya yakin program ini bisa menjadi salah satu solusi strategis untuk mendukung generasi muda Surabaya yang sehat dan cerdas,” kata Bang Jo sapaan akrab dari Johari Mustawan.
Selain itu, Johari juga memberikan beberapa masukan dan catatan dari program MBG perdana ini. Menurutnya, hasil pemantauan lapangan menunjukkan estimasi gizi program MBG saat ini berada di kisaran 440–500 kkal.
Sementara itu berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No.28/2019 tentang Angka Kecukupan Gizi, dan rekomendasi kebutuhan energi harian untuk anak usia sekolah (per satu kali makan) adalah:
• TK: 475–500 kkal
• SD: 550–675 kkal
• SMP: 675–800 kkal
• SMA: 700–900 kkal
“Perlu penyesuaian agar menu MBG lebih sesuai dengan kebutuhan kelompok usia masing-masing,” ujar Bang Jo.
Kemudian terkait Transportasi dan Penyimpanan, Bang Jo mengatakan transportasi makanan harus memenuhi standar food transportation dengan wadah food grade untuk menjaga kualitas makanan. Sedangkan berikutnya terkait Efisiensi Pelaksanaan, pihak sekolah hanya bertindak sebagai lokasi penyelenggaraan.
“Kepala sekolah, guru atau tenaga pengajar seharusnya kedepan tidak perlu disibukkan dengan proses penyiapan makanan,” jelas Bang Jo.
Bang Jo juga mengusulkan program MBG dapat dikerjasamakan dengan berbagai pihak. Termasuk UMKM lokal untuk mendukung perekonomian Kota Surabaya.
“Perlunya adanya kolaborasi untuk menghidupkan sektor perekonomian lokal,” terang Bang Jo.
Terakhir, Bang Jo berharap program MBG terus berkembang dan menjadi program berkelanjutan.
“Dengan kolaborasi berbagai pihak, program ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup siswa, tetapi juga dapat berkontribusi pada perekonomian lokal,” tandasnya.
Program ini menjadi bukti nyata komitmen Pemerintah Kota Surabaya dalam mendukung Pemerintah Pusat dalam upaya meningkatkan kualitas hidup generasi muda melalui pemenuhan gizi yang optimal.
