Jum. Mei 23rd, 2025
[Iskandar Pribowo, Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kota Surabaya, dan
founding media siber infodis.id]

Surabaya | AbangPutih.com – Bukan hal yang mudah menjadi seorang pemimpin. Pemikiran, strategi hingga perkataan seorang pemimpin akan menjadi panutan bagi wakil dan setiap pengikutnya.

Bukan hanya itu, seorang pemimpin juga harus rela “menelan” rasa pahit, getir dan sakit membela setiap pengikutnya yang benar, meski yang dibela itu tidak tahu akan hal itu.

Menurut pandangan Iskandar, ada dua versi pemimpin. Pertama pemimpin sejati, kedua adalah pemimpin settingan.

Pemimpin Sejati

Cendrung diam, namun diamnya adalah mengamati, mengobservasi hingga mampu memfilter apa yang dilihat, didengar untuk diformulakan menjadi sesuatu yang lebih baik.

Langkahnya cenderung “lemah”, namun dibalik kelemahan itulah “lahir” sebuah kekuatan yang mampu meruntuhkan lawan.

Mengayomi dan rela “menelan” rasa sakit untuk membela anggotanya yang berjalan sesuai sistem, meski yang dibela tersebut tidak mengetahuinya.

Berjalan sesuai dengan sistem yang terorganisir, karena langkah ini tidak akan membuat dirinya blunder suatu saat nanti.

Pemimpin Settingan

Sifat agresif dan arogan lambat laun akan terlihat ketika terpilih menjadi seorang pemimpin. Terlihat seperti mengayomi, namun ada sesuatu di balik kebaikan yang ditunjukkan.

Langkah yang diambil terlalu cepat, menebar jaring tanpa filterisasi demi mendapat hasil untuk mencapai hasil maksimal untuk kepentingan pribadi.

Tindakan arogansi dan sok berkuasa lebih cepat terlihat setelah jaring yang disebar itu menuai hasil tanpa filterisasi, inilah yang nantinya akan membuat dirinya terjebak dalam permasalahan pelik suatu saat nanti.

Seakan berjalan sesuai sistem, namun, tanpa disadari oleh bawahannya, sistem tersebut dibelokkan demi menjaring pengikut baru untuk kepentingan pribadinya.

Seorang pemimpin laiknya seorang pilot pesawat tempur yang mampu berpikir, berstrategi bermanuver dan membuka jalan bagi keutuhan dan kebersamaan para pengikutnya.

Pria yang biasa akrab disapa Isa ini juga mencontohkan sosok yang memiliki jiwa leadership dan menjadi panutan umat muslim di seluruh dunia, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam ketika Waq’atul Badar (perang Badar) yang terjadi di bulan Ramadhan.

Pecahnya Pertempuran di Badar

Dikutip melalui laman resmi MUI.or.id Sejarah Terjadinya Perang Badar di Bulan Ramadhan (https://mirror.mui.or.id/bimbingan-syariah/paradigma-islam/51812/ramadhan-bulan-bersejarah-terjadinya-perang-badar/) Abu Sufyan telah mendengar kabar terkait Rasulullah yang mengerahkan kaum Muslimin untuk mengganggu perjalanan mereka. Oleh karenanya, ia mengirim utusan untuk berangkat terlebih dahulu meminta bantuan ke Makkah.

Singkat cerita kabilah-kabilah yang ada di Makkah dengan cepat mengirim bala bantuan yang totalnya berjumlah seribu orang guna menghadapi kaum Muslimin. Kendati demikian, pertempuran besar di Badar sebenarnya di luar perkiraan umat kaum Muslimin.

Sebab, sejak awal Rasulullah mengerahkan pasukan kepada kabilah dagang kafir Quraish hanya sekadar penyergapan biasa dan mempersiapkan untuk peperangan. Oleh karena itu, pasukan Islam yang bertolak hanya sebanyak 313 orang sedangkan kaum kafir berjumlah 1.300 pasukan.

Dalam peperangan, kaum Muslimin terbagi atas dua barisan yaitu Muhajirin dan Anshor. Mereka bergerak dari sisi utara melalui sepanjang jalan utama ke Makkah di Lembah Badar.

Pertempuran dengan duel antara Hamzah bin Abdul Muthalib berhadapan dengan al-Aswad bin ‘Abdul-Asad al-Makhzumi dari Bani Makhzum. Hamzah pun berhasil mengalahkan Al-Aswad. Selang kemudian terdapat duel-duel selanjutnya yang diiringi dengan hujan panah dari kedua belah pihak.

Kemenangan Kaum Muslimin di Perang Badar

Meskipun jumlah pasukan Quraish empat kali lipat pasukan muslim, tetapi atas izin Allah Perang Badar dimenangkan oleh pasukan muslim. Peristiwa ini menjadi catatan pertama kemenangan umat Islam melawan kaum kafir dalam peperangan.

Kemenangan yang diraih oleh kaum muslim, disebabkan bala bantuan yang Allah datangkan. Allah mengutus seribu malaikat untuk turun membantu kaum muslim dalam medan pertempuran. Peristiwa ini dikisahkan dalam surah al-Anfal ayat 9:

اِذْ تَسْتَغِيْثُوْنَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ اَنِّيْ مُمِدُّكُمْ بِاَلْفٍ مِّنَ الْمَلٰۤىِٕكَةِ مُرْدِفِيْنَ

“(Ingatlah) ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu Dia mengabulkan(-nya) bagimu (seraya berfirman), “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu berupa seribu malaikat yang datang berturut-turut”.

Dengan menangnya kaum Muslimin dalam Perang Badar, menjadi sejarah penting yang menunjukkan kekuatan baru umat Islam kala itu. Kekalahan telak yang diterima kafir Quraish tersebut juga menjadi bukti kasih sayang dan kuasa Allah SWT yang menjadikan kemenangan berpihak pada kaum Muslimin. Wallahu’alam.

Oleh karena itu bertepatan menjelang Ramadhan 1446 H ini, Isa pun mengajak para pemilik media di seluruh Surabaya yang tergabung dalam SMSI Kota Surabaya untuk lebih bertaqwa kepada Allah SWT dan jadilah seorang pemimpin sejati seperti junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.

“Oleh karena itu, jadilah seorang pemimpin sejati seperti junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Dan bukan pemimpin settingan,” pungkasnya.

error: Content is protected !!