Sel. Jan 14th, 2025
[Kondisi lapak Pasar Induk Modern Agrobis Puspa Agro yang kian sepi semakin ditinggalkan para pelapak(Dok: Istimewa AbangPutih.com)]

Sidoarjo | AbangPutih.com – Berdiri diatas lahan seluas 20 hektar lebih dan diklaim terbesar ke-dua di Asia Tenggara setelah Pasar Thailand dan juga diperkirakan telah menelan anggaran dana pembangunan sekitar 585 Miliar, saat ini nasib pasar Puspa Agro, atau biasa juga disebut sebagai pasar induk yang konon tidak hanya menjual barang-barang pertanian, tapi juga perkebunan, perikanan, peternakan dan industri, kini seakan-akan situasinya tidak sesuai dengan konsep perencanaan awal ketika pasar induk tersebut dulunya ketika akan dibangun.

Pasar Induk Modern Agrobis Puspa Agro beralamat di jalan Sawunggaling 177 – 183, Jemundo, Taman (Klethek), Sidoarjo, awalnya diharapkan menjadi pusat pasar terbesar di Jawa Timur. Namun sangat disayangkan, pasalnya lokasi pasar ini kurang memenuhi syarat menjadi pasar induk. Dan kemungkinan salah satunya adalah akses menuju ke lokasi tersebut yang juga tidak pernah sepi dari kemacetan lalu lintas, dan tidak sedikit konsumen yang mungkin enggan hendak berbelanja dikarenakan kondisi kemacetan jalan. Akhirnya hingga kini banyak pula para pedagang yang meninggalkan lokasi stand dan kiosnya yang dikarenakan merasa rugi jika meneruskan usahanya di Puspa Agro.

Senin (13/7), “Situasi saat ini di Puspa Agro memang sudah lama terjadi dan bukan dikarenakan adanya pandemi Covid-19 penyebabnya, melainkan memang tidak sesuai dengan konsep perencanaan awal ketika pasar induk tersebut dulunya ketika akan dibangun”, ungkap salah satu seorang petugas jaga di Puspa Agro yang mewanti-wanti tidak ingin disebutkan namanya dalam pemberitaan ketika diwawancarai oleh awak media.

Lanjutnya, “Kalau ada konsumen luar kota dari arah Malang, Blitar atau pun dari arah setelahnya wajarlah kalau belanja kesini (Puspa Agro, red) walau pun dengan kapasitas besar, namun bagaimana jika pasar besar atau pasar induk ini ternyata juga disubsidi oleh pasar-pasar kecil dari Krian?”, terang petugas jaga tersebut ketika membeberkan fakta yang sebenarnya kepada awak media.

Menurut petugas jaga untuk mengenai harga di pasar induk ini masih relatif lebih mahal dibandingkan dengan pasar-pasar lain, jika ada konsumen atau pembeli yang jauh-jauh kesini itu hanya pelanggan tetap yang membeli dengan kapasitas besar, “Kalau dibandingkan dengan pasar-pasar lain masih lebih murah daripada disini walaupun selisih sedikit mas, jadi jika ada konsumen atau pembeli yang jauh-jauh kesini itu hanya pelanggan tetap yang membeli secara kuantiti dengan kapasitas besar”, pungkasnya.

Disamping itu menurut pengakuan salah satu pedagang seorang ibu di Puspa Agro juga mengatakan “Kurang elok rasanya jika pasar induk sebesar ini tapi sangat sepi pengunjung, masalahnya kalau ramai pengunjung hanya jam sekitar 4.15 hingga jam 8.00 pagi dan juga 14:30 hingga jam 19:00, apalagi ketika situasi saat ini yang katanya jam malam akan diberlakukan kembali, pasti tidak akan memberi keuntungan yang signifikan”, keluhnya kepada awak media yang juga enggan menyebutkan namanya.

Hingga berita ini dimuat, pihak pengelola Puspa Agro masih belum bisa dihubungi untuk meminta tanggapannya terkait situasi Pasar Induk Modern Agrobis Puspa Agro yang kian hari semakin memprihatinkan, apalagi ditengah situasi serta kondisi pandemi Covid-19 yang secara resmi belum dinyatakan berangsur surut.
(Zal – AbangPutih.com)

error: Content is protected !!