Surabaya | AbangPutih.com – Walikota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya menyatakan bahwa Pemerintahan Kota tidak bisa menyediakan lahan baru untuk makam. Hal ini dikarenakan kondisi makam Keputih saat ini telah penuh.
Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko sangat menyesalkan pernyataan Walikota yang dianggap itu bukan kebijakan yang populis. Namun demikian perlu alasan yang lebih kuat dan rasional.
“Sebenarnya ini bukan kapasitas saya secara langsung untuk menanggapi hal ini. Namun menyediakan lahan makam adalah salah satu kebijakan yang pro rakyat,” tegas Yona pada Selasa (18/03/2025).
Terhitung sejak tanggal (06/03/2025) kondisi lahan di TPU Keputih seluas 35 hektare seharusnya masih mampu menampung 32.000 jenazah. Sedangkan TPU Babat Jerawat seluas 10 hektare, terhitung sejak bulan Oktober 2024 sudah dinyatakan penuh.
Yona menjelaskan bahwa sebelumnya jelas ada lahan di Waru Gunung yang akan diproyeksikan untuk TPU seluas 80 hektare dan ada juga lahan di Sumber Rejo seluas 10 hektare. Lalu mengapa di “flash” dengan statement gak ada makam?
“Saya tidak paham maksud Walikota terkait hal ini. Seakan ada hal apa yang disembunyikan, sehingga membuat statement ke publik seperti itu,” ungkapnya.
Ia menambahkan, bahwa seorang pemimpin seharusnya bisa memberikan jaminan rasa tenang dan nyaman kepada rakyatnya. Termasuk jaminan akan ketersediaan lahan makam bagi warganya jika tutup usia.
“Apakah kebutuhan lahan makam tidak terlalu penting jika dibandingkan dengan JLLB, atau JLLT yang sampai dibela-belain hutang?,” ujar Yona.
Pada akhirnya warga akan tahu karakter yang sebenarnya dari seorang pemimpin, ketika pemimpin lebih memprioritaskan proyek-proyek strategis bernilai bisnis dan komersil, dibandingkan sosial.
“Jika terjadi wabah nasional dan angka kematian mendadak tinggi seperti wabah Covid-19 kemarin, seharusnya ketersediaan lahan makam sudah bisa diantisipasi. Termasuk kondisi saat ini bagi warganya jika menutup usia,” tandasnya.
