Jum. Mei 23rd, 2025
[H. Johari Mustawan, S.TP., M.ARS., saat sidak layanan puskesmas 24 jam bersama para anggota Komisi D DPRD Surabaya]

Surabaya | AbangPutih.com – Komisi D DPRD Surabaya melakukan sidak (inspeksi mendadak) layanan puskesmas 24 jam di Kota Surabaya pada Selasa malam (25/02/2025) kemarin. Beberapa puskesmas yang sempat dilakukan sidak diantaranya adalah puskesmas Sidotopo Wetan, puskesmas Peneleh, dan puskesmas Ketabang Surabaya.

Agar kedepan layanan puskesmas lebih baik lagi, maka Johari Mustawan selaku Anggota Komisi D DPRD Surabaya berikan catatan khusus perihal temuan di lapangan terkait layanan puskesmas 24 jam di Kota Surabaya.

Saat awal di puskesmas Sidotopo, Johari Mustawan mengatakan agar adanya kehadiran security atau penjaga saat malam untuk mengamankan areal pintu masuk. Supaya puskesmas selalu terlihat siap melayani masyarakat selama 24 jam di setiap harinya.

“Kesiapan Petugas harus selalu siap siaga menjaga pelayanan dan pengecekan terhadap alat-alat medis, termasuk kesiapan tabung oksigen untuk pelayanan itu sangat diperlukan,” katanya saat diwawancarai awak media, Jum’at (28/02/2025).

Sedangkan di puskesmas Peneleh, Johari Mustawan menemukan tidak ada akses IGD langsung dari luar. Hal itu dikarenakan masih menyatunya ruang tindakan dengan administrasi klinik.

“Masalahnya ini masih menempati lahan cagar budaya sehingga kesulitan melakukan renovasi untuk menyesuaikan kebutuhan layanan. Sedangkan peningkatan kemudahan warga untuk mengakses puskesmas di malam hari juga diperlukan, diikuti dengan ketersediaan lahan parkir yang harus ditambah,” ungkapnya.

Sementara itu, terkait puskesmas Ketabang, Johari Mustawan juga menambahkan saran masukan kesigapan petugas dalam menangani pasien di malam hari sangat perlu ditingkatkan.

“Diperlukan juga kehadiran dokter jaga yang tidak hanya on call. Disamping bangunan puskesmas yang bagus dan besar tetapi akan sangat disayangkan jika layanan belum teroptimalkan,” ujarnya.

“Termasuk akses pintu IGD yang terkunci akan menyulitkan kemudahan warga dalam mengakses IGD. Penerangan yang cukup pada areal pelayanan depan diperlukan supaya terlihat bahwa puskesmas melayani 24 jam,” imbuhnya.

Dari sekian catatan itu Johari Mustawan menyimpulkan bahwa diperlukan analisa ketercukupan SDM (Sumber Daya Manusia) untuk membuka layanan 24 jam terutama pada shift malam. Karena menurutnya, kesiapan SDM petugas malam untuk menerima pasien sewaktu-waktu juga perlu ditingkatkan.

“Termasuk ketersediaan peralatan medis saat emergency, ketercukupan obat-obatan dan bahan habis pakai juga perlu ditingkatkan. Hal ini agar kemudahan warga dalam mengakses pintu masuk puskesmas untuk mendapatkan layanan cepat. Kebutuhan jumlah dokter jaga malam juga diperlukan dalam rangka kecepatan, dan ketetapan pelayanan 144 diagnosa penyakit yang tidak dilayani RS, terutama kasus IGD,” pungkasnya.

error: Content is protected !!