Sel. Mar 18th, 2025
[Ketua Komisi B DPRD Surabaya, M. Faridz Afif saat didampingi Budi Leksono di ruang press room Pokja Wartawan]

Surabaya | AbangPutih.com – Insiden pengusiran wartawan anggota Pokja Judes (Jurnalis Dewan Surabaya) pasca saat meliput hearing penutupan Pasar Mangga Dua di Komisi B, Selasa (04/03/2025) kemarin akhirnya clear. Ini setelah Ketua Komisi B Muhammad Faridz Afif (PKB) dan anggota Agoeng Prasodjo (Golkar) datang ke press room secara terpisah untuk meminta maaf secara langsung kepada para wartawan, Senin (10/03/2025) sore.

Jika Agoeng Prasodjo yang didampingi Pimpinan DPRD Kota Surabaya yang berlatar belakang jurnalis, yakni Adi Sutarwijono (Ketua) dan Arif Fathoni (Wakil Ketua) datang ke press room sebelum berbuka puasa, maka M Faridz Afif didampingi anggota Komisi B yang juga Ketua Fraksi PDI-P/PAN, Budi Leksono mengunjungi press room setelah berbuka puasa.

Pada kesempatan itu, Afif menyampaikan bahwa wartawan yang saat itu meliput di Komisi B pasti tahu kenapa dirinya menyuruh keluar.

“Yang menyuruh saya pasti tahu, tak perlu saya sampaikan. Yang jelas, saya ini hanya menghormati anggota-anggota saya. Jadi, saya tak pernah ada niatan mengusir. Tak ada kata-kata mengusir. Saya hanya menyuruh keluar sebentar atau sementara, nanti hasilnya akan kita blow up semua,” ungkapnya.

Ya, cuma mungkin ketika itu ada wartawan yang tersinggung, maka Afif atas nama Komisi B dengan jiwa besar meminta maaf kepada para wartawan.

“Karena saya ketua, jika ada anggota saya bersalah, ya tetap saya yang bersalah karena yang bertanggungjawab di Komisi B,” ujarnya.

“Karena apa? Karena saya ingin menyelesaikan beberapa hal yang harus diselesaikan. Apalagi ketika itu sampai ada kata wartawan kongkalikong dengan pengelola Pasar Mangga Dua. Justru kebalik, malah kita yang akan membersihkan Pasar Mangga Dua,” imbuh Afif.

Ketika kejadian seperti itu, Afif mengaku tidak meneruskan. Karena dirinya takut nantinya ada perbuatan yang keliru dalam langkah-langkahnya.

“Sebenarnya kemarin itu agar saya tidak salah langkah, ternyata tambah salah langkah karena meminta wartawan untuk keluar sebentar. Saya anggota DPRD baru yang masih menghormati dan menghargai anggota Komisi B yang lama agar saya memperjuangkan anggota yang memberikan saran kepada saya,” jelasnya.

Untuk itu, Afif memohon jangan ada lagi berita pengusiran wartawan karena ada anggota Komisi B yang mengawali.

“Jangan! Tetap yang salah adalah saya sebagai ketua Komisi B, menjadi penanggungjawab anggota Komisi B. Karena itu, sekali lagi saya minta anggota Pokja Judes Legowo nyepuroni kulo, nggeh (berbesar hati menerima maaf saya, ya). Saya tak ada niat apapun, apalagi terbersit di hati saya untuk mengusir. Itu semuanya hal yang tak disengaja,” terangnya.

Lebih jauh, dia mengakui kenapa pasca kejadian dirinya tidak langsung mendatangi press room dan meminta maaf, ya karena dirinya ada agenda kunjungan kerja ke Banjarmasin, sebelum rapat tersebut.

Ketika di Banjarmasin, Afif mengaku tak tenang dan terus berdiskusi dengan Budi Leksono. Bahkan, sempat menanyakan perkembangan seputar berita pengusiran yang bikin heboh tersebut.

“Yok opo Ji arek arek. Sama Pak Buleks dijawab yo kangen karo sampean karena enggak tau disambangi. Akhirnya, Pak Buleks sepakat mendampingi saya untuk ke presroom,” tuturnya.

Akhirnya, Senin (10/03/2025) terjadilah kunjungan ke press room itu.

“Kelihatannya hasil Istikharah seharusnya setelah berbuka puasa. kalau kita datang sebelum berbuka, bicaranya bisa ngelantur.Kalau sudah berbuka puasa begini enak, karena sudah pada kenyang,” tandasnya.

Sementara Ketua Pokja Judes, Inyong Maulana menyatakan persoalan sudah clear. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada Gus Afif, panggilan Muhammad Faridz Afif dan Budi Leksono telah mengunjungi press room dengan niat meminta maaf. Artinya, pertemuan ini sebagai jalan keluar bahwa apa yang terjadi kemarin itu, sebenarnya solusinya ya diskusi seperti ini.

“Insya Allah teman-teman juga legowo memaafkan dan kami juga mohon maaf kalau dalam setiap liputan di Komisi B ada yang kurang berkenan,” ungkapnya.

Menurut Inyong, untuk mengatasi persoalan seperti ini sebenarnya anggota DPRD bisa langsung bicara saja di awal. Karena bahasa teman-teman (Komisi B), itu bahasa pengusiran. Coba menggunakan bahasa-bahasa yang lebih halus, mungkin akan diterima.

“Bagi saya Gus Afif ini sudah tak asing lagi. Karena pada 2018 sudah masuk presroom dan kita kenalkan ke dunia internasional,” tuturnya.

Oleh karena itu, Inyong mengaku terkejut ketika mendengar kabar Komisi B mengusir wartawan. Semula dia belum percaya, tapi setelah searching ke teman-teman wartawan, ternyata ada penekanan (pengusiran) seperti itu.

“Tapi setelah klarifikasi dan tabayyun InsyaAllah semua clear dan kita semua kembali bekerja secara profesional menurut bidangnya masing-masing,” pungkasnya.

error: Content is protected !!