Kenyamanan di Wilayah Bebas Banjir adalah Sesuatu Hal yang Sangat di Rindukan Masyarakat
Surabaya | AbangPutih.com – Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya Aning Rahmawati, S.T., selalu berjuang keras untuk mengawal aspirasi masyarakat yang dititipkan di pundaknya agar disampaikan dan direalisasikan oleh Pemerintah Kota Surabaya.
Hal itu dikatakannya saat Penjaringan Aspirasi Masyarakat (Reses) Tahun Persidangan ke 1 di masa sidang ke 2 Anggaran Tahun 2025, yang digelar di balai RW 05, kawasan Siwalankerto Timur, Surabaya.
Dalam reses kali ini, legislator perempuan dari fraksi PKS DPRD Surabaya ini disambut antusias oleh para masyarakat. Hal itu dikarenakan Aning Rahmawati selalu turun ke masyarakat untuk mendengar setiap permasalahan, karena selama ini dirinya tidak hanya menunggu untuk diwaduli keluh kesah warga.
“Saya selalu turun di wilayah ini RW 05 ini yang menaungi seluruh RT di kawasan Siwalankerto Timur. Sebagian besar juga alhamdulillah sudah teradvokasi untuk dibantu namun masih ada yang perlu dibenahi, karena hal ini memang keterbatasan anggaran Pemerintah Kota Surabaya,” katanya saat usai reses, Jum’at (14/02/2025) malam.
“Dimana anggaran di tahun 2025 ini sewaktu di musrenbang yang pengajuannya untuk cair 2026 ada 2100 titik yang perlu direalisasikan. Baik itu PJU, pavingisasi, gorong-gorong, dan itu tentunya tidak murah karena pasti mahal sehingga harus bertahap,” imbuhnya.
Supaya hal ini terealisasi, Aning menegaskan selalu akan tetap mengawal dan salah satu pengajuan sebelumnya di saluran terakhir yang belum terselesaikan itu memang sangat mahal. Hal ini dikarenakan panjangnya sekitar 900 meter dan hampir 1 kilo.
“Itu nilai anggarannya bisa sekitar 3 hingga 4 milyar, sehingga memang harus bertahap,” ujarnya.
Aning mengatakan, dalam rapat musrenbang besok di kecamatan dirinya juga akan hadir untuk mengawal, dan nanti pada saat pembahasan bersama tim anggaran juga akan mengawalnya di komisi C DPRD Surabaya.
“Sehingga diharapkan tidak ada lagi titik genangan atau pun banjir di wilayah RW 05 kawasan Siwalankerto Timur,” harapnya.

Disamping itu, untuk penanggulangan dan pengendalian banjir memang diharapkan masih menjadi perhatian Pemerintah Kota Surabaya supaya segera dituntaskan, meskipun secara bertahap dikarenakan keterbatasan anggaran. Sedangkan isu terkait pengalihan anggaran untuk MBG (Makan Bergizi Gratis), Aning pun menjelaskan sewaktu mengesahkan APBD 2024 untuk 2025 sebelum pelantikan kemarin bahwa tidak pernah menggedok untuk anggaran itu.
“Jadi tidak ada anggaran MBG untuk 2025. Lebih tepatnya adalah Pemerintah Kota Surabaya mengikuti inpres no.01/2025 itu adalah efisiensi. Nah efisiensi ini yang seharusnya diprioritaskan untuk ketahanan pangan, penanggulangan pengangguran, pengentasan kemiskinan dan pengendalian banjir,” terangnya.
Sedangkan terkait penanggulangan pengangguran dan pengentasan kemiskinan, Aning mengapresiasi wilayah RW 05 Siwalankerto Timur yang kini telah masuk predikat sebagai Kampung Madani di Kota Surabaya. Hal ini dikarenakan sudah banyak permasalahan-permasalahan yang diselesaikan dengan baik selain banjir.
“Baik itu dengan menggunakan dana kelurahan, CSR dan komunikasi dengan banyak donatur di wilayah RW 05 ini, saya kira sudah bisa diselesaikan dengan baik karena memang Pak RW dan jajarannya ini sangat luar biasa. Kalau reses di wilayah lain itu masih muncul masalah pengangguran, kemiskinan dan pendidikan,” ungkapnya.
Sementara itu di tempat yang sama, Pur selaku RW 05 Siwalankerto Timur mengatakan kepada awak media. Mengapa setiap kegiatan resesnya Bunda Aning itu masyarakat selalu antusias hadir, hal itu dikarenakan aspirasi warga di wilayah ini selalu dikawal dengan serius oleh Bunda Aning.
“Bunda Aning ini wakil rakyat yang tidak main-main dan tidak hanya sekedar janji-janji mas. Sudah banyak usaha keras yang telah beliau perjuangkan. Salah satunya sebelumnya adalah kendala masyarakat selama ini yang masih belum pernah direalisasikan terkait pavingisasi,” jelasnya.
“Bahkan beliau pernah menggunakan uang pribadinya sendiri agar bisa segera direalisasikan, supaya warga tidak lama-lama menunggu,” tambahnya.

Aning pun selalu berpesan kepada seluruh masyarakat agar selalu tetap berperan aktif untuk mengawal pembangunan. Hal itu supaya tetap terjaga dengan baik pembangunan yang sudah diselesaikan.
“Partisipasi masyarakat itu memang sangat diperlukan dan harus menguat, serta aspirasi masyarakat terkait program pengendalian banjir ini diharapkan harus menjadi skala prioritas Pemerintah Kota Surabaya, karena walau bagaimana pun juga terkait kenyamanan di wilayah bebas banjir itu adalah sesuatu hal yang sangat dirindukan masyarakat,” pesannya.
Terakhir Aning pun menambahkan, program pembangunan pengendalian dan penanggulangan banjir ini memang biayanya mahal. Warga pun sudah cukup lama melakukan pengajuan dan belum terealisasi, hal ini dikarenakan panjangnya saluran sekitar 900 meter dan diharapkan menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Surabaya.
“Semoga nanti dengan reses kali ini menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Kota Surabaya, dan sekali lagi saya berharap masyarakat juga selalu berperan aktif untuk pembangunan yang sudah terealisasikan. Supaya tidak ada penumpukan sampah-sampah atau sedimentasi di gorong-gorong maka jangan membuang sampah sembarangan, sehingga agar tidak menjadi masalah baru dikemudian hari,” pungkasnya.