Ming. Okt 19th, 2025
[Rizki Wanda Budiman, S.T., pemerhati sosial wong cilik-Areknom Suroboyo]

Surabaya | AbangPutih.com – Pada awal tahun 2025 ini masyarakat mendapatkan kado ‘surprise’ dari Pemerintah. Setelah kenaikan PPN 12 persen di awal tahun baru ini, kini ditambah dengan kenaikan Liquefied Petroleum Gas (LPG) atau elpiji melon 3 kg yang berlaku mulai saat ini.

Pasalnya, harga gas LPG 3 kg mengalami kenaikan mulai Rabu (15/01/2025). Dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG 3 kg naik dari Rp. 16.000,- menjadi Rp. 18.000,- per tabung. Bahkan di beberapa pasar tradisional, harga LPG 3 kg menyentuh hingga Rp. 20.000,- per tabung bahkan ada yang lebih.

Hal ini semakin mengundang perhatian serta keprihatinan para elemen masyarakat di Kota Surabaya, salah satunya adalah Rizki Wanda Budiman, S.T., selaku pemerhati sosial wong cilik – Areknom Suroboyo. Menurutnya, kenaikan ini tentu membebani rakyat, khususnya rakyat kecil.

“Setelah PPN naik 12 persen, sekarang elpiji 3 kg ikut naik juga. Lalu setelah ini apalagi? Ada lagi? Ini tentunya menjadi beban bagi rakyat kecil,” ujarnya ketika dimintai tanggapan oleh para awak media, Kamis (16/01/2025).

Menurut Mas Rizki panggilan akrabnya, yang paling berdampak atas kenaikan ini adalah para UMKM-UMKM yang ada. Khususnya UMKM-UMKM skala kecil yang menjual konsumsi masyarakat di setiap harinya. Misalnya pedagang gorengan, PKL yang menjajakan makanan, warung-warung tegal, serta warung-warung kopi.

“Para pedagang ini yang paling memiliki dampak damage-nya (skala) yang paling besar. Disatu sisi para pedagang harus mencari untung, tapi disisi lain mereka tidak mau kehilangan konsumen atau pelanggan kalau harga jual dinaikan,” jelas Mas Rizki.

Mas Rizki pun berharap pemerintah bisa memiliki alternatif-alternatif atas solusi yang muncul dari efek kenaikan elpiji 3 kg. Menurut Mas Rizki, jangan sampai kenaikan ini malah menjadi bumerang, yang akhirnya membunuh pertumbuhan ekonomi yang mulai bangkit setelah sekian lama terhenti akibat pandemi.

“Pemerintah yang bijaksana harus dapat memberikan alternatif-alternatif solusi dari kenaikan ini untuk rakyat, sehingga kebangkitan ekonomi ini bisa terus tumbuh tanpa halangan dan berjalan sebagaimana mestinya,” tegasnya.

“Jangan sampai dengan adanya kenaikan ini malah membuat ekonomi rakyat kecil terhenti, dan bahkan jangan sampai membunuh pertumbuhan UMKM yang baru,” pungkas Mas Rizki selaku pemerhati sosial wong cilik – Areknom Suroboyo.

error: Content is protected !!