Jum. Des 13th, 2024

Jakarta, abangputih.com

Kebijakan Mendikbud Nadiem Anwar Makariem menuai kritik dari Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Budi Jatmiko. Kebijakan yang membolehkan mahasiswa menukar dua semester kuliah dengan magang atau kegiatan di luar kampus hanya dari sudut pandang Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang telah terjaring luas dengan dunia industri, protes Budi Jatmiko

Perguruan Tinggi di Indonesia itu 95 persen Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan yang 85 persen itu PTS kecil, jangan dibandingkan dengan latar belakang Nadiem yang lahir dari keluarga yang berkecukupan dan kuliah di Harvard, tandas Budi Jatmiko (25/01/2020)

Budi Jatmiko menyatakan PTN lebih akrab dengan dunia industri karena mahasiswanya dengan kwalitas di atas rata-rata, selain itu PTN mempunyai alumni yang tersebar di dunia industri. Sementara PTS di Indonesia berskala kecil, sehingga ada kendala dalam penyaluran mahasiswa ke perusahaan untuk merealisasikan program tersebut. Kalau menyuruh saja, sama halnya menutup perguruan tinggi itu, kilah Budi Jatmiko

Pada dasarnya Budi Jatmiko mendukung program tersebut, asal ada tindak lanjut dan harus ada kesepakatan beberapa Menteri guna mendukung program itu, dengan mempermudah jalan mahasiswa magang.

Budi Jatmiko menyarankan agar Nadiem Anwar Makariem duduk bersama dengan Menteri Perindustrian, Menteri Pariwisata, dan menteri yang terkait dengan program magang.

Sebelumnya, Nadiem meluncurkan program Kampus’ Merdeka, salah satunya mengurangi kewajiban belajar Stata Satu menjadi lima tahun. Kemudian kampus wajib memberikan hak kepada mahasiswa untuk menukar 40 SKS setara dua semester dengan kegiatan di luar kampus/ magang. Kemudian mahasiswa berhak menukar 20 SKS setara satu semester dengan SKS di program studi lain. Nadiem, menyebutkan SKS yang ditukar dengan magang tidak bersifat memaksa, tapi kampus wajib menyediakan opsi tersebut.

error: Content is protected !!